Opini “Penampilan Mahasiswa Santri Masa Kini”
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia dituntut untuk mejadi dewasa. Dewasa yang dimaksud adalah dewasa dalam hal bersikap dan berpenampilan serta dapat mengayomi masyarakat. Hala ini semakin memperkuat citra bahwa yang berpendidikan tinggilah yang memegang kendali didalam masyarakat. Segala tindak-tanduk mereka seakan menjadi patokan yang paling benar. Kejadian ini sering terjadi dalam masyarakat. Para mahasiswalah yang terkadang mejadi korbannya. Inilah yang terjadi pada para mahasiswa yang menempuh pendidikan di G4 (Genggong). Mereka yang menempuh pendidikan di G4 otomatis akan akan menyandang ghelar santri. Gelar santri yang melekat pada diri mereka sekaligus menmbah tanggung jawabnya. Dalam masyarakat, santri seakan mengetahui atau memiliki pengetahuan agama yang luas. Hingga acap kali dijadikan panutan. Hal tersebut tentunya menguntungkan mahasiswa yang nyantri selama mereka menempuh pendidikan di G4 karena mereka dapat mengaplikasikan ilmu agama yang didapat selama mondok. Lain halnya dengan para santri numpang, mereka tentunya akan kelimpungan untuk menjawab permintaamn masyarakat.
Selain sikap penampilan para santripun menjadi sorotan, mulai dari style pakaian hingga gaya rambut seakan menjadi keharusan bagi mereka. Mungkin disebabkan karena mereka telah terlanjur menganut prisnip “penampilan adalah cerminan kepribaidan jiwa”. Lalu apakah hal ini juga hjarus terjadi pada pelajar santri yang ada di Genggong…??? Tentunya tidak begitu, karena mereka hidup dilingkungan pondok pesantren, mereka selalu dituntut untuk berpenampilan yang sopan dan menutup aurat. Tetapi tidak jarang juga mereka telah terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh pergaulan luar, sehingga kita sering menjumpai beberapa santri mengenakan pakaian yang tidak sepantasnya oleh muslim dan muslimah. Rata-rata mereka beralasan takut dianggap ndeso oleh teman-teman diluar pesanitren. Sehingga banyak yang larut pada situasi yang ada. Jika sudah begii, diperlukan adanya kesadaran diri masing-masing untuk dapat mengaktifkan filter yang ada didalam diri mereka.
Selain sikap penampilan para santripun menjadi sorotan, mulai dari style pakaian hingga gaya rambut seakan menjadi keharusan bagi mereka. Mungkin disebabkan karena mereka telah terlanjur menganut prisnip “penampilan adalah cerminan kepribaidan jiwa”. Lalu apakah hal ini juga hjarus terjadi pada pelajar santri yang ada di Genggong…??? Tentunya tidak begitu, karena mereka hidup dilingkungan pondok pesantren, mereka selalu dituntut untuk berpenampilan yang sopan dan menutup aurat. Tetapi tidak jarang juga mereka telah terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh pergaulan luar, sehingga kita sering menjumpai beberapa santri mengenakan pakaian yang tidak sepantasnya oleh muslim dan muslimah. Rata-rata mereka beralasan takut dianggap ndeso oleh teman-teman diluar pesanitren. Sehingga banyak yang larut pada situasi yang ada. Jika sudah begii, diperlukan adanya kesadaran diri masing-masing untuk dapat mengaktifkan filter yang ada didalam diri mereka.
Komentar
Posting Komentar